Peralatan Berkebun Tanaman Hidroponik Untuk Orang Awam

Peralatan Berkebun Tanaman Hidroponik Untuk Orang Awam – Hidroponik merupakan salah satu sistem tanam yang paling banyak disukai oleh sebagian orang, terutama yang memiliki lahan terbatas. Sebab, bisa diterapkan pada lahan terbatas, bahkan teras kecil sekalipun. Cara menanam tanaman hidroponik hanya membutuhkan air dan wadah apa saja, misalnya jerigen, botol bekas, atau paralon.

Peralatan Berkebun Tanaman Hidroponik Untuk Orang Awam

Namun, Anda tetap memerlukan peralatan lain untuk memastikan tanaman bisa tumbuh subur dan sehat. Setidaknya ada lima peralatan yang wajib dimiliki oleh pemula yang ingin mencoba metode hidroponik. Apa pun?

1. Media tanam

Alat berkebun pertama yang harus dipersiapkan adalah media tanam. Dalam metode hidroponik, terdapat berbagai macam media tanam yang bisa dipilih, salah satunya adalah rockwool. Rockwool adalah sekelompok serat berbentuk busa yang terbuat dari batuan vulkanik cair seperti basal.

Mereka adalah media tanam yang ramah lingkungan dan paling banyak digunakan dalam sistem tanam hidroponik. Rockwool digunakan untuk penaburan pertama hingga panen nanti.

Rockwool yang sudah ditabur benihnya akan ditempatkan pada satu wadah sampai bibit berkecambah. Kemudian bibit dan rockwool yang sudah mulai tumbuh akan dipindahkan ke wadah tanam lain hingga tanaman bisa dipanen.

2. Pot jaring

Perlengkapan yang kedua adalah net pot. Pot jaring adalah pot kecil yang berbentuk seperti cangkir dan memiliki rongga di bagian bawahnya. Net pot ini digunakan untuk meletakkan rockwool saat tanam. Bedanya dengan pot biasa, pot jaring di bagian bawah memiliki lubang yang cukup banyak untuk dilewati akar.

Saat tanam di rockwool sudah menumbuh tumbuhan akar maka tumbuh akan tembus sampai rockwool hingga meluas ke tiap rongga dalam net pot.

3. Instalasi hidroponik

Ada berbagai jenis instalasi hidroponik. Beberapa di antaranya adalah sistem sumbu, teknik nutrisi fim (NFT), teknik aliran dalam (DFT), dan Dutch bucket (DB). Anda bisa memilih jenis instalasi hidroponik sesuai selera, apakah yang paling mudah dalam penerapannya atau yang paling sulit.

Salah satu instalasi hidroponik yang paling mudah diterapkan adalah sistem sumbu. Mereka bisa menggunakan botol mineral bekas. Anda hanya perlu memotong bagian yang melengkung, dan posisikan bagian tersebut terbalik dengan area tutup botol menghadap ke bawah.

Sebelum meletakkan bagian yang dipotong, isi botol dengan air nutrisi hidroponik. Lalu, ikat area tutup botol dengan kain flanel yang cukup panjang hingga terendam air. Setelah itu, balikkan dan masukkan bagian yang sudah dipotong ke dalam botol berisi air nutrisi. Masukkan rockwool yang sudah ditaburkan pada bagian yang melengkung.

Sistem sumbu juga menggunakan bak (baskom berbentuk persegi panjang). “Setelah benih disemai dan dipindahkan, rockwool dimasukkan ke dalam net pot, kemudian dimasukkan ke dalam sistem hidroponik ini.

Jika ingin menggunakan sistem sumbu pada baskom, siapkan karton yang tidak mudah basah untuk dijadikan penutup baskom. Kemudian buat lubang pada karton tersebut sesuai dengan ukuran net pot.

4. Tanam benih

Hal lain yang perlu dipersiapkan tentunya adalah bibit atau bibitnya. Bayu menegaskan, bibit atau bibit yang digunakan sama dengan yang digunakan pada sistem tanam tanah. Jadi untuk benih ini, Anda bisa menggunakan benih apa saja yang ada di pasaran. “Yang penting cara tanamnya, cara menanamnya dengan sistem hidroponik.

5. Nutrisi

Tanaman hidroponik sama saja dengan tanaman yang ditanam di tanah, sama-sama membutuhkan pupuk. Pada metode hidroponik, pupuk yang digunakan adalah nutrisi ab mix. Nutrisi tersebut menjadi kunci tanaman hidroponik karena menggunakan air. Jadi, air harus diberi nutrisi.

Mengapa campuran ab? Dalam kemasan ini ada dua kemasan yang berisi A dan B. Nantinya akan dicampur dan digunakan pada instalasi hidroponik..

Hal Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Sistem Hidroponik

1. Persiapan Nutrisi

Biasanya pada hidroponik, nutrisi diperoleh melalui penggunaan pupuk seperti AB mix. Namun, ada berbagai macam nutrisi lain yang bisa digunakan. Setiap jenis pupuk mempunyai komposisi unsur hara yang berbeda-beda. Untuk menyiapkan pupuk, larutkan terlebih dahulu pupuk A dan pupuk B dengan air.

Tuang pupuk A ke dalam gelas ukur, tambahkan air hingga mencapai 500 ml, lalu aduk hingga larut. Kemudian tuangkan larutan pupuk A ke dalam botol berlabel A. Langkah yang sama juga dilakukan untuk pupuk B.

Setelah itu campurkan kedua larutan pupuk tersebut dan ukur menggunakan ppm meter sesuai kebutuhan tanaman yang akan ditanam.

2. Pemilihan Jenis Tanaman

Penting untuk memperhatikan pemilihan jenis tanaman yang sesuai dengan tujuan penanaman pada hidroponik. Bagi pemula yang ingin mencoba sistem hidroponik sumbu atau terapung sederhana, disarankan memilih tanaman yang mudah perawatannya dan masa panennya singkat.

3. Pemilihan Benih yang Berkualitas

Langkah penting berikutnya sebelum memulai budidaya hidroponik adalah memilih benih yang berkualitas. Keberhasilan budidaya tanaman hidroponik sangat bergantung pada pemilihan benih yang tepat. Dengan menggunakan bibit tanaman yang berkualitas dan memberikan perawatan yang optimal.

Maka peluang tanaman untuk tumbuh dengan baik dan cepat dapat tercapai. Sehingga meningkatkan potensi keuntungan hidroponik. Saat memilih benih, pertimbangkan juga deskripsi varietas tanaman tersebut, seperti ketahanan terhadap penyakit, kekeringan, toleransi panas, kebiasaan berbuah, dan karakteristik buah.

4. Pemeliharaan Tanaman

Pengukuran pH sangat penting untuk mengatur penyerapan unsur hara oleh tanaman biar tidak kedapatan defisiensi. Takaran unsur hara berisi larutan yang bisa diukur hanya memakai PPM (Parts Per Million) atau TDS (Total Dissolved Solids).

Hasil pengukuran menunjukkan nilai EC (Electrical Conductivity) larutan sangat mempengaruhi laju metabolisme tanaman. Pastikan nutrisi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman.